Barrack Obama, Jokowi, Soekarno dan tokoh politik lainnya dikenal pandai dalam berorasi, tentu pastinya mereka tidak lagi asing ditelinga kita. Kenapa demikian? Yesss karena kita suka atau tidak suka telah masuk dalam ranah komunikasi politik. Banyak orang merasa tidak suka dengan politik, namun seiring dengan bermacam cara serta pendekatan politik yang dilakukan sadar atau tidak sadar mereka menjadi bagian dari politik.
Fenomena diatas menunjukkan bahwa komunikasi politik menjadi cabang ilmu komunikasi yang sangat populer. Bahkan, komunikasi politik dianggap penting dan menarik seiring dengan perkembangan media dan isu isu yang menarik perhatian khalayak.
Pengertian Komunikasi Politik
Secara umum, komunikasi politik dapat diartikan sebagai suatu proses komunikasi yang di dalamnya terdapat pesan-pesan politik. Dalam komunikasi politik, ada beberapa aktor atau tokoh politik yang ikut terlibat sebagai komunikator ataupun sebagai komunikan, selain itu pesan politik, media politik memiliki kaitan dengan tujuan dari politik itu sendiri yaitu kekuasaan.
Dalam pesan komunikasi politik yang ingin disampaikan oleh komunikator atau komunikan, tidak harus berskala besar atau memiliki pesan yang dalam. Contohnya ketika ada seseorang yang berkomentar mengenai seorang tokoh kepala negara, memberikan dukungan, berkomentar tentang kebijakan pemerintah dan lainnya sudah bisa dikategorikan sebagai proses komunikasi politik.
Walaupun terdengar memiliki bahasan atau pesan yang formal, namun dalam praktik komunikasi poitik erat kaitannya dengan aktivitas sehari-hari dan tidak ada satu pun manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi politik atau komunikasi itu sendiri. Tak jarang pula, masyarakat tidak menyadari bahwa dirinya telah terjebak dalam analisis serta kajian dalam komunikasi politik.
Empat Distorsi
Mochtar Pabotinggi (1993): dalam praktik proses komunikasi politik sering mengalami empat distorsi.
- Distorsi bahasa sebagai “topeng”; ada euphemism (penghalusan kata); bahasa yang menampilkan sesuatu lain dari yang dimaksudkan atau berbeda dengan situasi sebenarnya, bisa disebut seperti diungkapkan Ben Anderson (1966), “bahasa topeng“.
- Distorsi Bahasa sebagai “proyek lupa”; lupa sebagai sesuatu yang dimanipulasikan; lupa dapat diciptakan dan direncanakan bukan hanya atas satu orang, melainkan atas puluhan bahkan ratusan juta orang.
- Distorsi bahasa sebagai “representasi”; terjadi bila kita melukiskan sesuatu tidak sebagaimana mestinya. Contoh, gambaran buruk kaum Muslimin dan orang-orang Arab oleh media Barat.
- Distorsi bahasa sebagai “ideologi”. Ada dua perspektif yang cenderung menyebarkan distoris ideologi. Pertama, perspektif yang mengidentikkan kegiatan politik sebagai hak istimewa sekelompok orang monopoli politik kelompok tertentu. Kedua, perspektif yang semata-mata menekankan tujuan tertinggi suatu sistem politik. Mereka yang menganut perspektif ini hanya menitikberatkan pada tujuan tertinggi sebuah sistem politik tanpa mempersoalkan apa yang sesungguhnya dikehendaki rakyat.
Model Komunikasi Politik
Ada beberapa model dalam komunikasi politik yang harus diketahui, berikut penjelasannya.
1. Model Aristoteles
Komunikasi politik dengan model aristoteles merupakan model komunikasi yang paling klasik dalam ilmu komunikasi. Model klasik ini lebih berorientasi kepada pidato terutama pidato yang dapat memberikan pengaruh kepada orang lain.
2. Model Komunikasi Politik Harold Lasswell
Dalam model komunikasi politik ini, Lasswell memiliki ungkapan bahwa komunikasi berupa ungkapan-ungkapan verbal yang terdiri dari lima ungkapan yaitu, siapa, mengatakan apa, melalui saluran apa, kepada siapa dan akibat apa yang akan muncul.
Menurut Lasswell ada tiga fungsi komunikasi, yaitu sebagai pengawasan lingkungan, kedua komunikasi memiliki fungsi sebagai korelasi dari berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang akan merespon lingkungan dan ketiga, komunikasi memiliki fungsi sebagai transmisi warisan sosial dari satu generasi ke generasi berikutnya.
3. Model Komunikasi Politik Gudykunst dan Kim
Model komunikasi politik yang ketiga merupakan model komunikasi antar budaya, yaitu komunikasi terjadi di antara orang-orang yang berasal dari budaya yang berbeda atau komunikasi yang terjadi pada orang asing.
Pada dasarnya, dalam model komunikasi ini aktivitas komunikasi dapat terjadi kepada siapapun namun antara individu yang terlibat dalam komunikasi politik tersebut tidak memiliki latar belakang budaya yang sama, sosio budaya maupun psiko budaya yang persis sama.
4. Model Komunikasi Politik Interaksional
Dalam model komunikasi politik interaksional memiliki karakter yang non sistemik, non linier beserta kualitatif. Melalui model interaksional, komunikasi politik digambarkan sebagai pembentukan dari makna atau tafsir atas pesan maupun perilaku orang lain oleh peserta dari komunikasi.
Ada beberapa konsep penting dalam model komunikasi politik interaksional, yaitu adalah diri sendiri atau self, diri yang lain atau other, makna, simbol, tindakan dan penafsiran. Dalam model komunikasi politik internasional, manusia jauh lebih aktif dibandingkan dengan proses komunikasi. Karena model ini menolak bahwa individu adalah organisme pasif. Selain itu, model ini juga menempatkan komunikator dalam posisi yang sejajar dengan komunikator yang lain. Sehingga, terjadi interplay yang memiliki nilai demokratis dalam kuadran komunikasi untuk saling memberi serta menerima.
Fungsi Komunikasi Politik
Komunikasi politik hadir tentu memiliki fungs-fungsi dalam sistem politik. Berikut penjelasannya.
- Menyampaikan informasi politik, fungsi ini adalah dasar dari fungsi komunikasi. Dalam komunikasi politik informasi yang disampaikan terbatas tetapi juga sangat luas.
- Mempertahankan nilai, komunikasi politik memiliki fungsi untuk menjaga dan mempertahankan nilai yang telah menjadi tradisi.
- Sosialisasi politik, fungsi ketiga ini dianggap menjadi ruh dari sosialisasi dalam masyarakat.
- Mendorong terjadinya iklim perubahan, karena bersifat persuasif maka komunikasi politik dalam mendorong adanya iklim perubahan.
- Kontrol sosial, contohnya adalah hadirnya hak jawab maupun hak berpendapat yang didapatkan oleh setiap anggota masyarakat.
- Memberikan motivasi, komunikasi politik memiliki fungsi untuk memberikan motivasi untuk beberapa golongan maupun pihak-pihak yang membutuhkan.
- Hiburan, seperti halnya komunikasi jenis lain, komunikasi politik juga memiliki fungsi hiburan seperti debat politik, seni orasi dan lainnya.
- Meningkatkan partisipasi politik, dengan terjadinya komunikasi politik maka partisipasi politik dalam masyarakat pun ikut meningkat.