Dampak Aplikasi Youtube terhadap Psikologi Anak
Penelitian ini berhasil mengungkap tiga aspek sikap yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Serta dua faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap yaitu faktor internal yaitu psikologi pada anak, usia individu dan daya pilih individu dan faktor eksternal.yang terdiri dari seseorang yang mengenalkan tayangan vlog, pengalaman langsung yang pernah dirasakan, acuan dalam berpikir, komunikasi dan interaksi sosial, tanggapan orang sekeliling, waktu, konten vlog, vlogger, kualitas vlog. Subjek berpendapat bahwa vlog adalah video blog yang diunggah di youtube yang berisi kegiatan sehari-hari vlogger, tutorial-tutorial, informasi, dan hiburan untuk penonton. Tayangan vlog lebih banyak memberikan pengaruh positif dibandingkan pengaruh negatif karena subjek merasa vlog sangat membantu meningkatkan suasana hati dan menambah wawasan. Dari sebagian banyak vlogger tidak semua mengunggah vlog yang bermanfaat, semua subjek pernah menemukan vlog yang jelek, tidak bermanfaat dan memberikan pengaruh negatif, seperti menggunakan bahasa yang tidak santun, pakaian yang terbuka, isi yang tidak sesuai dengan judul, dan hal-hal yang tidak pantas untuk ditayangkan. Sehingga subjek berharap agar vlogger dapat meningkatkan kualitas, mengunggah yang bermanfaat dan berpengaruh positif (Iksanti, 2018).
Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sarwono dan Meinarno (2011) sikap mempunyai komponen kognitif yang mengandung pemikiran serta ide-ide yang berkaitan dengan objek sikap dapat berupa keyakinan atau tanggapan, atribusi, kesan, dan penilaian tentang objek sikap. Menurut Mahmudah (2012) komponen kognitif menunjukan gejala mengenai pikiran yang berwujud keyakinan dan harapan individu terhadap objek sikap.
Subjek merasakan ada perubahan perasaan yang dirasakan setelah menonton tayangan vlog, seperti merasa senang, sedih, bahagia, terharu, takut, parno, terbayang-bayang, kagum, tenang, tentram, dan nyaman. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Sarwono dan Meinarno (2011) yang menyatakan bahwa sikap memiliki komponen afektif yang mengandung emosi atau perasaan seseorang terhadap objek sikap. Isi emosi atau perasaan pada penilaian seseorang terhadap objek sikap inilah yang mewarnai sikap menjadi suatu dorongan atau kekuatan/daya. Subjek menyukai tayangan vlog yang berisi kegiatan sehari-hari vlogger, tutorial-tutorial, informasi, keagamaan, komedi, travelling, pendidikan, keluarga, dan ulasan mengenai motor. Dan tidak menyukai tayangan vlog yang berisi cover lagu, prank, meniru vlogger lainnya, absurd atau tidak jelas, unboxing, dan hal-hal yang tidak jelas. Walgito (2002) mengungkapkan bahwa komponen afektif adalah komponen yang menunjukkan arah sikap yaitu positif dan negatif. Arah yang positif memperlihatkan rasa senang dan arah yang negatif memperlihatkan rasa tidak senang.
Sarwono dan Meinarno (2011) mengutarakan sikap memiliki perilaku yang diketahui melalui respon subjek yang berkenaan dengan objek sikap. Respon yang dimaksud dapat berupa perbuatan atau tindakan yang dapat diamati dan dapat berupa niat atau intensi untuk melakukan perbuatan tertentu sehubungan dengan objek sikap. Hal tersebut sesuai dengan hasil wawancara yang diperoleh bahwa dalam 1 minggu subjek menonton vlog ± 4 – 14 jam pada hari biasa dan ± 8 – 21 jam saat hari libur, setelah menonton vlog subjek cenderung berperilaku seperti halnya di vlog dengan memiliki dampak yang dapat menganggu psikologi pada anak.
Hasil dari penelitian menemukan bahwa, terdapat prilaku anak yang mengalami perubahan setelah terlalu sering menonton melalui aplikasi youtube. Dari informasi yang diberikan oleh para informan, terdapat anak yang berubah dalam tingkah laku dan tutur kata, seperti nada pembicaraan yang kasar dan keras. Informasi lainnya yang ditemukan, terdapat anak yang mengalami perubahan menjadi anak yang pendiam dan tidak peduli, ada juga yang menjadi lebih agresif, aktif dan sensitive. Perubahan sikap dan prilaku yang terjadi pada anak dikarenakan dampak dari aplikasi youtube, sebenarnya tidak sepenuhnya bernilai negative. Perlu pengawasan dan pendampingan dari orang dewasa/orang tua dalam menseleksi tontonan dan menjelaskan objek yang ditonton dari aplikasi youtube tersebut.
Sari dan Mitsalia (2016) melaporkan bahwa rata – rata anak menggunakan gadget untuk menonton youtube daripada menggunakan untuk hal lainnya. Hanya sedikit yang menggunakan untuk menonton kartun dengan menggunakan gadget. Nurrachmawati (2014) menambahkan bahwa PC tablet atau smartphone tidak hanya berisi aplikasi tentang pembelajaran mengenal huruf atau gambar, tetapi terdapat aplikasi hiburan, seperti sosial media, video, gambar. Pada kenyataannya, anak-anak akan lebih sering menggunakan gadgetnya untuk menonton vlog youtube daripada untuk belajar ataupun bemain di luar rumah dengan teman-teman seusianya.
Sebagaimana data yang diperoleh dalam penelitian ini, penggunaan aplikasi youtube memiliki dampak positif maupun negative. Tinggal bagaimana informasi yang diperoleh dari aplikasi youtube, sesuai dengan batasan usia anak dalam menyaksikannya. Tayangan yang tidak sesuai dengan usia dan prilaku anak, akan memberikan dampak negative bagi tumbuh kembang anak. Sementara itu informasi yang diperoleh oleh anak, bilamana sesuai dengan apa yang menjadi kebutuhannya, akan memberikan pengetahuan dan pola tingkah laku positif bagi anak.
Sumber: Karya Ilmiah Dosen Akhyar Anshori, S.Sos.,M.I.Kom
Sebagai Universitas Terbaik di Sumatera Utara, UMSU memiliki dosen-dosen yang berprestasi yang menghasilkan jurnal-jurnal terbaik